Monday 31 January 2011

PERMASALAHAN PIALA AFF, MENPORA LAPOR POLISI SOAL DUGAAN SUAP PIALA AFF

JAKARTA – Beredarnya surat kaleng yang membeberkan dugaan suap dalam ajang Piala AFF 2010 lalu mengejutkan sejumlah pihak termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng.

Andi yang juga menerima surat kaleng dari seseorang yang mengaku bernama Eli Cohen tersebut langsung melaporkan ke polisi untuk menyelidiki asal-usul surat tersebut.

“Saya sudah perintahkan asisten saya untuk menindaklanjuti surat tersebut ke pihak berwajib. Kita harus telusuri dulu surat itu,” kata Andi saat dikonfirmasi okezone, Selasa (1/2/2011).

Namun, Andi tidak menyalahkan tindakan yang dilakukan Eli Cohen. Menurut dia, saat ini publik dapat berpartisipasi dalam mengungkap pelanggaran hukum, seperti yang dilakukan salah seorang warga ketika merasa bertemu Gayus Tambunan di luar negeri.

“Tapi semua itu harus diklarifikasi. Dan si pengadu pun harus siap memberi kesaksian. Jadi, untuk soal surat kaleng itu saya masih menunggu penyelidikan dari polisi,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang yang mengaku pegawai pajak di lingkungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Eli Cohen, mengirimkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengadukan bahwa praktik suap telah terjadi dalam pertandingan sarat gengsi tersebut.

"Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya). Dari testimoni yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia," kata Eli dalam surat tersebut.

Menanggapi hal ini, Sekjen PSSI Nugraha Besoes secara tegas membantah isu tersebut. Menurut Nunu (sapaan Nugraha), kabar tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya.

“Harus dicek dahulu, apakah Eli Cohen itu benar-benar pegawai pajak atau bukan. Kalau memang mau mengungkap sesuatu harus berdasarkan identitas dan fakta yang jelas,” kata Nunu saat dikonfirmasi okezone, Senin (31/1/2011).

Menurut Nunu, tindakan yang dilakukan Eli Cohen hanyalah wujud ketidakpuasan atas kepengurusan PSSI sekarang ini. Namun, Nunu enggan mengomentari lebih jauh soal siapa dibalik Eli Cohen.
Berikut isi surat kaleng Eli Cohen kepada SBY dan ditembuskan kepada Menpora, Ketua KPK, Ketua DPR, dan Ketua KONI yang diperoleh okezone. Identitas terang tentang Eli Cohen juga masih samar.

Kepada Yth.
Bapak Susilo Bambang Yudhoyno
Presiden Republik Indonesia
Di Jakarta

Dengan Hormat,

Perkenalkan nama saya Eli Cohen, pegawai pajak di lingkungan kementrian Keuangan Republik Indonesia. Semoga Bapak Presiden dalam keadaan sehat selalu.

Minggu ini saya membaca majalah Tempo, yang mengangkat tema khusus soal PSSI. Saya ingin menyampaikan informasi terkait dengan apa yang saya dengar dari salah satu wajib pajak yang saya periksa dan kebetulan adalah pengurus PSSI (maaf saya tidak bisa menyebutkan namanya). Dari testimony yang disampaikan ternyata sangat mengejutkan yaitu adanya dugaan skandal suap yang terjadi dalam Final Piala AFF yang dilangsungkan di Malaysia.

Disampaikan bahwa kekalahan tim sepak bola Indonesia dari tuan rumah Malaysia saat itu adalah sudah ditentukan sebelum pertandingan dimulai. Hal ini terjadi karena adanya permainan atau skandal suap yang dilakukan oleh Bandar Judi di Malaysia dengan petinggi penting di PSSI yaitu … (inisial yang ditulis Eli Cohen kami potong –red). Dari kekalahan tim Indonesia ini baik Bandar judi maupun 2 orang oknum PSSI ini meraup untung puluhan miliar rupiah.

Informasi dari kawan saya, saat di kamar ganti dua orang oknum PSSI ini masuk ke ruang ganti pemain (menurut aturan resmi seharusnya hal ini dilarang) untuk memberikan instruksi kepada oknum pemain. Insiden “laser” dinilai sebagai salah satu desain dan pemicunya untuk mematahkan semangat bertanding.

Keuntungan yang diperoleh oleh dua oknum ini dari Bandar judi ini digunakan untuk kepentingan kongres PSSI yang dilangsungkan pada tahun ini. Uang tersebut untuk menyuap peserta kongres …. (kelanjutan kami potong –red).

Saya bukan penggemar sepak bola, namun sebagai seorang nasionalis dan cinta tanah air saya sangat marah atas informasi ini. Nasionalisme kita seakan sudah dijual kepada bandar judi untuk kepentingan pribadi oleh oknum PSSI yang tidak bertanggung jawab.

Oleh karenanya saya meminta Bapak Presiden untuk melakukan penyelidikan atas skandal suap yang sangat memalukan ini.

Semoga Tuhan memberkati Negara ini.

Hormat Kami,

Eli Cohen
Pegawai Pajak

Tembusan
1. Menteri Olah Raga
2. Ketua KPK
3. Ketua DPR
4. Ketua KONI

Sumber : detik.com

Lisa Lahirkan Bayi 10 Kg di Pinggir Hutan

PEKANBARU - Lisa (23) kini mendapatkan anak baru. Dia melahirkan anaknya yang berbobot sekira 10 kilogram di tepi hutan Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) Kabupaten Pelalalawan, Riau, tanpa bantuan siapa pun.

Lisa merupakan gajah latih milik Flying Squad TNTN yang membantu mengusir hewan liar. Kini bayinya yang berkelamin jantan telah dibawa ke kamp untuk mendapatkan perawatan.

“Hari ini Lisa telah melahir anaknya. Dengan demikian kini bertambah satu lagi penguhuni TNTN. Secara umum kondisi bayinya sangat baik,” kata Humas WWF Riau Syamsidar kepada okezone, Senin (31/1/2011).

Sang pawang mengaku tidak mengetahui kelahiran Lisa. Saat akan dimandikan, Lisa telah bersama anaknya.

Meski kawasan TNTN ditetapkan sebagai lokasi konservasi gajah, namun bukan berarti lokasi seluas 86 ribu hektare itu menjadi rumah yang aman bagi gajah Sumatera.

Ancaman serius, kata Syamsidar, datang dari para perambah hutan. Ini terbukti pada tahun lalu di mana dua ekor gajah TNTN mati diracun.

Lisa merupakan gajah jinak yang bertugas mengusir gajah liar yang sering masuk ke permukiman pendukduk. Hal yang paling mengancam kehidupan habitat gajah, adalah kelompok perambah di TNTN.

"Pemerintah diminta segera tanggap,” desak Syamsidar.

Sumber : okezone

Warga Masih Resah dengan Aktivitas Warnet Mesum

JAKARTA - Walau sudah dinyatakan bukan merupakan warnet mesum oleh pihak kepolisian, warga Sumur Batu mengaku masih resah dengan keberadaan warnet yang sering dikunjungi para pelajar itu.

"Warnet tersebut meresahkan warga sini. Karena anak sekolah sering pasang-pasangan masuk warnet itu," kata warga Jalan Howitser Terusan, Sumur Batu, saat ditemui okezone, Senin (31/1/2011).

Agus bertutur, anak sekolah yang datang ke warnet bernama Roda itu, tidak hanya berasal dari Sumur Batu, namun juga pelajar dari lokasi yang jauh.

"Kalau jam pulang sekolah, itu banyak banget yang masuk," katanya.

Sekarang, pantauan warga, Warnet Roda terlihat sepi walau tetap buka.

Sebelumnya Kapolsek Kemayoran Kompol JR Sitinjak mengatakan, pihaknya tidak melakukan penutupan dan memberi garis polisi, karena tidak menemukan tindak pidana seperti yang dituduhkan warga sekitar. Polisi juga melepaskan 12 pelajar yang kedapatan berada di warnet

Sumber : okezone

Usai Digerebek, Warnet Mesum Hati-Hati Terima User

JAKARTA - Usai penggerebekan oleh aparat Polsek Kemayoran kemarin sore, Warnet Roda yang terletak di Jalan Howitser, Sumur Batu, Kemayoran nampak lebih berhati-hati menerima pelanggan.

Pantauan okezone di lokasi, gerbang Warnet setinggi dua meter selalu tertutup dan dijaga seorang petugas di depan gerbang. Setiap orang yang masuk selalu ditanya kepentingannya.

Dari luar tampak ruang-ruang yang disediakan untuk pelanggan, tidak seperti warnet pada umumnya. Warnet ini berbentuk seperti kamar kos seluas kira-kira 3 X 3 meter.

Di depan setiap kamar tertempel tulisan teater 1 hingga 6 sesuai kamar yang ada di lantai satu ruko tersebut. Sementara itu penjaga atau operator warnet berada di luar kamar.

Sayangnya tidak diketahui apakah satu kamar itu berisi satu unit komputer yang disewakan atau beberapa unit. Pasalnya saat okezone mencoba masuk untuk meminta keterangan, penjaga warnet tidak mengizinkankan dan enggan berkomentar.

"Oh saya enggak tahu apa-apa," terang penjaga warnet itu kepada okezone, Senin (31/1/2011).

Seperti diberitakan, warnet ini diduga menjadi menjadi tempat mesum para anak baru gede (ABG). Warga sekitar yang resah melihat lalu lalang ABG yang keluar dari warnet tersebut akhirnya melapor ke Polsek Kemayoran.

Kemarin, aparat Polsek Kemayoran menindaklanjuti aduan tersebut, saat penggerebekan ditemukan 12 pasangan ABG sedang asik berpacaran, bahkan salah satu celana ABG sudah ada yang kedodoran.

Pemilik dan 12 ABG tersebut sempat digiring aparat ke kantor Polsek Kemayoran guna dimintai keterangan namun saat ini sudah dipulangkan ke orangtua masing-masing.

Sumber : Okezone

Waouuu..Bobol ATM Hanya dengan Sebatang Korek Api

SOLO - Lima anggota sindikat pembobol Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dibongkar aparat Polda Jawa Tengah. Kelimanya kini ditahan di Mapolresta Solo.

Mereka adalah Edi Helmi (33) asal Jakarta Barat, Beny Afrizal (23) dan Arwansyah (22), keduanya asal Lampung, Mico alias Henri (28) asal Bekasi, serta Irfan (23) asal Mojokerto.

Modus yang digunakan sindikat ini cukup sederhana, yakni mengganti stiker call center yang dipasang di mesin ATM, serta memasang batang korek api di lubang kartu ATM.

Jika ada nasabah yang kartunya tertelan dan menghubungi nomor call center palsu yang telah mereka pasang, maka salah seorang pelaku yang berpura-pura sebagai operator bank bersngkutan akan meminta Personal identity number (PIN) nasabah.

Setelah itu tersangka lain akan masuk dan mengambil kartu ATM korban yang tertinggal lalu menguras habis uang nasabah.

“Sindikat ini hanya dengan bermodal stiker dan batang korek api. Mereka bisa membobol ATM dan sasaran yang paling gampang dijerat adalah masyarakat kecil yang kurang melek teknologi,” ujar Kapolda Jateng Irjen Pol Edward Aritonang kepada wartawan, Sabtu (29/1/2011).

Menurut Edward, kelimanya dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang perusakan fasilitas umum dan Pasal 363 tentang pencurian dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Atas kejadian ini, Edward meminta masyarakat untuk berhati- hati dan tidak begitu saja mempercayai petugas call center yang meminta identitas rahasia nasabah

Sumber : okezone.com

Tolak Bibit-Chandra, Komisi III DPR 'Teror' KPK

Jakarta - Komisi III DPR menolak rapat dengan KPK. Alasannya ada Bibit-Chandra yang mendapat deponeering. Tindakan Komisi III menolak Bibit-Chandra dinilai sebagi tindakan memalukan.

"Secara langsung Komisi III melakukan teror psikologis terhadap KPK sebagai institusi resmi negara. Alasan mereka yang menyebut bahwa status deponeering Bibit-Chandra ditolak oleh Komisi III sejatinya tidak bisa menjadi alasan penolakan Bibit-Chandra untuk hadir dalam rapat kerja dengan Komisi III," kata Direktur Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti di Jakarta, Selasa (1/2/2011).

Keputusan deponeering merupakan sikap dan keputusan kejaksaan dalam hal ini pemerintah, atas
status Bibit-Chandra dalam menghadapi dugaan kriminalisasi atas mereka.

"Artinya secara logis Komisi III sejatinya memperlakukan dan mempertanyakan hal itu kepada Kejaksaan bukan kepada Bibit-Chandra. Bagaimana pun rapat pimpinan KPK dengan Komisi III akan senantiasa melibatkan Bibit-Chandra sebagai unsur pimpinan dalam sifat kolektif dan kolegial," teranganya.

Sayang, kesempatan yang sejatinya dapat dipergunakan oleh Komisi III untuk mempertanyakan soal penanganan berbagai kasus korupsi dan suap yang melemah termasuk di dalamnya soal kemungkinan menangani suap Gayus dan tentunya mempertanyakan siapa dalang penyuap pemilihan Deputi Senior Gubernur BI Miranda Goeltom.

"Dalam kesempatan tersebut sejatinya juga mereka dapat mempertajam soal dugaan adanya sikap tidak independen KPK dalam penanganan kasus mantan dan anggota DPR yang kini telah ditahan," tambahnya.

Sikap DPR ini memperlihatkan wajah politik kita yang hari demi hari ditunggangi oleh etosnya yang sempit dan caranya yang picik. "Semoga Komisi III dapat segera menjadwal ulang rapat kerja dengan seluruh pimpinan KPK dan menuntaskan pertanyaan misalnya siapa dalang suap dalam pemilihan Miranda," tutupnya.

Sumber : Detik News

BISNIS MENARIK TAHUN 2011

make cash
javascript:void(0)