Wednesday 6 January 2010

PEMUDA DAN PEMUDI YANG MERINDUKAN PASANGAN

PEMUDA DAN PEMUDI YANG MERINDUKAN PASANGAN

1. Luruskan niat, hanya karena alloh ta’ala saja dan niatkan untuk ibadah, maka apapun jawabannya insya alloh tidak akan merasa sakit hati atau kalaupun sakit hati insya alloh tidak akan sampai berkepanjangan,

2. Sempurnakan Ikhtiar, Meminta secara baik-baik dan berusaha sebaik-baiknya dengan mengharapkan jawaban yang tegas dan ikhlas tentu saja, maka insya alloh kita tidak akan terhindar dari kekecewaan dan penyesalan
Sebab tidak akan ada penyesalan dengan sholat istikhoroh dan tidak ada kekecewaan dengan musyawarah.

3. Do’a , setelah ikhtiarnya sempurna jadikan do’a sebagai penolong mu karena kekuatan do’a ini memang luar biasa, makanya benar senjatanya orang muslim adalah dengan berdo’a ,
Kata pepatah :
“Sedalam-dalamnya lautan dapat diselami, hati orang siapa yang tahu”
Jawabannya adalah:
“Alloh yang maha tahu “,
Alloh yang mengusai hati ini dan alloh pula yang akan memberi tahu isi hati seseorang kepada orang yang dikehendakinya.
Dan jalannya adalah tentunya dengan sholat dan berdo’a.

4. Tawakal, serahkan semua urusan dan masalah hanya kepada alloh, cukupkan alloh saja yang menjadi penolong dan sebaik-baik penolong.
Semua taqdir dan ketentuannya adalah yang terbaik buat hambanya, bila dalam sangkaan kita baik belum tentu bagi alloh. Maka sudah sepantasnya lah kita berprasangka baik kepadaNYA,
Alloh akan mengingat hambanya sepanjang hambanya itu mengingatNYA.

Kita Tidak akan merasa patah hati kalo sekiranya tahu bahwa hati ini hanya milik Alloh, dan Alloh yang menguasai hati ini, Alloh pula yang menggenggam hati ini.

Maka bagi yang masih merindukan Hadirnya pendamping hidup senantiasalah berusaha dan berdo’a, karena yaqinlah sesungguhnya kita sudah diciptakan berpasang-pasangan, maka pintalah pasangan yang Haq buat kita menurutNYA yang telah ditentukan oleh Alloh untuk kita.
Semoga kerinduan kita dalam menemukan pasangan ini selalu ada dalam jalan yang diridhoiNYA, amiin.

Dan jangan minta disegerakan apa-apa yang ditangguhkan olehNYa, dan jangan pula minta ditanguhkan apa-apa yang disegerakan olehNYA.
Karena semua ketentuanNYa adalah yang terbaik buat hambanya pada waktu yang sudah di tetapkanNYA

HIDUP JANGAN TERTIDUR


Hidup Jangan Tertidur!

Untuk dapat menikmati hidup, hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah menjadi SADAR. Inti kepemimpinan adalah kesadaran. Inti spiritualitas juga adalah kesadaran. Banyak orang yang menjalani
hidup ini dalam keadaan tertidur. Mereka lahir, tumbuh, menikah, mencari nafkah, membesarkan anak, dan akhirnya meninggal dalam keadaan tertidur.

Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Anda tahu di mana menyimpan uang. Anda pun tahu persis nomor pin Anda. Dan Andapun menyerahkan uang Anda pada orang tidak dikenal. Anda tahu,
tapi tidak sadar. Karena itu, Anda bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian menyadari amat berbeda dengan mengetahui. Anda tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi Anda tidak juga melakukannya. Anda tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi Anda menikmatinya. Anda tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi Anda tidak dapat menahan godaan. Itulah contoh tahu tapi tidak sadar!

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama, peristiwa-peristiwa pahit dan musibah. Musibah sebenarnya adalah rahmat terselubung karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Anda baru sadar pentingnya kesehatan kalau Anda sakit. Anda baru sadar pentingnya olahraga kalau kadar kolesterol Anda mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Anda baru sadar nikmatnya bekerja kalau Anda di-PHK. Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.

Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau Anda sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, Silakan Anda pulang, pertunjukan sudah selesai! Anda protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali.

Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati.

Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman- pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalam an manusiawi. Manusia bukanlah makhluk bumi melainkan makhluk langit. Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan rumah untuk mencari rumah yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Coba Anda resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau Anda menyadari hal ini, Anda tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila Anda sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulka n kekayaan — apalagi dengan menyalahgunakan jabatan — kalau hasilnya tidak dapat Anda nikmati selama-lamanya. Apalagi Anda sudah merusak jiwa Anda sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.

Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya! Tapi kalau Anda merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati Anda untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma Anda. Sayang, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.

Bila lidah kelu, tulisan menjadi perlu Pena lebih tajam dari pedang Tinta seorang berilmu lebih mulia dari darah seorang syahid

BISNIS MENARIK TAHUN 2011

make cash
javascript:void(0)